Jumat, 08 Januari 2010

@Dikasih permen ketika pesawat terbang lepas landas untuk apa?

**STANDARD PROCEDURE

Sebagai orang perantauan, kita tentu sering bepergian menumpang
pesawat-terbang atau kapal-udara. Begitu pulalah yang saya alami dari waktu
ke waktu, dari zaman pesawat baling-baking Dakota hingga pesawat Jet AirBus,
disamping karena pekerjaan saya memang sering memerlukan bepergian
antar-kota antar-propinsi antar-pulau di negeri nusantara tercinta ini.
Sekali waktu saya juga berpergian ke luar negeri. Apa bedanya?

Ngomong-ngomong sekitar pelayanan penerbangan di Indonesia, saya sudah sejak
lama merasakan hal yang agak janggal. Barangkali tak banyak orang bisa
merasakan kejanggalan ini. Tapi bagi saya, bukan saja janggal tapi agak
sedikit "lucu" atau barangkali kalau saya gunakan kata yang agak vulgar,
orang Jakarta bilang "bego".

Sebagaimana biasanya, sebelum pesawat lepas-landas (take-off), para
pramugari penerbangan (flight stewardesses) sibuk kesana-kemari mengatur
posisi duduk para-penumpang, menegakkan sandaran kursi dan memeriksa
sabuk-penyelamat (safety seat-belt). Lalu satu-dua orang pramugari tampil
berdiri tegak di tengah koridor pesawat menghadap para-penumpang dan mulai
memperagakan cara mengenakan pelampung (life-vest)untuk pendaratan darurat
di air dan juga cara menggunakan masker oksigen, sembari terdengar suara
pramugari lain yang bertindak sebagai narator: "Sesuai peraturan dalam
'penerbangan sipil', kami harus memperagakan cara-cara penyelamatan dalam
keadaan darurat, . . . dst.". Tidak ada yang aneh dalam semua ini. Ini
adalah "standard procedure" yang memang harus dilakukan sebelum pesawat
mengangkasa. Dalam pesawat internasional antar negara pun dilaksanakan hal
sama, di seluruh dunia.

*TIDAK PENTING?

Sepengetahuan saya, permen pesawat ini justeru harus masuk dalam kategori
"standard procedure" penerbangan sipil. Bahkan dapat dikategorikan sebagai
"safety items" dan bahkan semestinya ada dua kali penyungguhan permen.
Ketika akan segera lepas-landas (take-off) dan ketika akan segera mendarat
(landing). Mengapa? Karena maksud pemberian permen kepada pada penumpang
pesawat terbang mengandung alasan teknis berkaitan dengan faktor keselamatan
disamping juga kenyamanan para-penumpang.

Boleh jadi kalau para-penumpang yang sebagian besar adalah orang awam dalam
masalah penerbangan menganggap bahwa pemberian permen di pesawat adalah
sekedar basa-basi atau embel-embel seperti halnya makanan pembuka atau
servis tip. Analoginya seperti ketika kita disodori tissue basah atau handuk
kecil basah, layaknya seperti ketika kereta api berAC kelas eksekutiv atau
bisnis akan berangkat, untuk melap tangan dan menghalau keringat dari wajah
kita supaya bersih dan lembab dan kita jadi lebih segar (fresh).

Jika masalahnya adalah bahwa para-penumpang tak menyadari, tak mengerti,
atau bahkan tak perduli, maka saya masih bisa maklum. Hal tersebut tampak
jelas, karena sebagaian penumpang langsung mengulum permen tersebut
sementara pesawat belum lagi beranjak, sedangkan sebagian yang lain malah
ada yang mengantonginya atau memberikannya kepada kanak-kanak.

Tapi jika masalahnya adalah bahwa para-pramugari tidak mengetahui alasan
pemberian permen di pesawat ini, saya anggap sangat keterlaluan. Jika hanya
satu-dua pramugari atau satu-dua kali penerbangan terjadi kekeliruan, saya
mungkin masih bisa menganggap hal ini sebagai keteledoran oknum.

Tapi jika rata-rata atau bahkan semua pramugari tak mengerti, dan terjadi
dalam hampir tiap penerbangan, maka ini sungguh suatu kelalaian luarbiasa.
Barangkali kalau begini saya tak akan menyalahkan para-pramugari, apalagi
sekarang kebanyakan saya lihat masih memakai plakat "trainee" atau
peredikatnya masih dalam pelatihan (training) alias statusnya masih belajar.
Hanya satu-dua yang senior. Berkaitan dengan penghematan, maklum, pramugari
senior kan gajinya agak tinggi, kebanyakan maunya ditempatkan di penerbangan
internasional, pada penerbangan berkelas dan pada maskapai penerbangan
bonafid.

Jika letak kesalahan bukan pada pramugari, maka yang bertanggungjawab adalah
lembaga pendidikan pramugari atau pada "flight manager". Kenapa mereka tak
pernah menjelaskan kepada para wanita yang rata-rata langsing dan cantik
serta menarik yang bertindak sebagai kepanjangan tangan dari "customer
services" sekaligus juga ujung-tombak "marketing" perusahaan, tentang "apa
gunanya menyajikan permen kepada tiap penumpang?"

*PERMEN UNTUK APA?

Jika seandainya pemberian permen tak dilakukan pada masa penerbangan dengan
pesawat Dakota atau Foker, tentu dampaknya akan sangat terasa sekali. Jika
kita bisa melakukan flash-back atau napak-tilas ke masa beberapa tahun lalu
ketika penerbangan masih didominasi pesawat propeler (baling-baling) atau
turbo-propeler (turbin yang digerakan oleh baling-baling), akan kita lihat
beberapa penumpang tampak begitu tersiksa ketika pesawat lepas-landas hingga
beberapa saat setelahnya. Kenapa? Sebagian besar bahkan barangkali hampir
semua penumpang merasakan sakit dan perih pada gendang telinga mereka,
sebagai efek langsung perubahan tekanan udara drastis dan mendadak.

Pemberian permen kepada para-penumpang menjelang pesawat lepas-landas adalah
agar sementara pesawat naik dan mendaki ketika itu bertepatan dengan waktu
para-penumpang sedang mengunyah permen, sedemikian sehingga terjadi
penerobosan udara dari rongga mulut ke rongga telinga melalui pipa saluran
tabung Eustachius yang merentang antara mulut dan telinga dan mencegah
terjadinya penyumbatan yang menghambat aliran udara antara mulut dan
telinga. Tanpa para-penumpang menyadari bahwa mereka sebenarnya secara
diam-diam telah dituntun untuk melakukan "ekualisasi tekanan" secara alami,
agar tekanan udara didalam dan diluar tubuh mereka setara dan seimbang,
sedemikian sehingga perbedaan tekanan di depan dan di belakang gendang
telinga dapat ditiadakan atau minimum dikurangi.

Pada pesawat turbo-jet (turbin yang digerakan oleh jet) atau pesawat modern
sekarang ini, tubuh pesawat memang telah dibuat jauh lebih kedap daripada
pesawat generasi sebelumnya. Disamping berbagai alasan teknis berkaitan
dengan kecepatan pesawat, juga untuk meredam suara bising mesin jet yang
meraung dan menderu sepanjang penerbangan yang jauh lebih cepat daripada
pesawat pendahulunya, pesawat modern sudah "full air-conditioner", dan untuk
berbagai alasan keselamatan dan kenyamanan para-penumpang.

Tapi seberapa kedap atau "proof" pun terhadap udara diluar pesawat, efek
perubahan tekanan tak bisa sepenuhnya dieliminasi, karena ini adalah masalah
dampak gravitasi Bumi terhadap ruang udara dalam pesawat, sementara pesawat
modern terbang pada ketinggian jelajah jauh lebih tinggi daripada pesawat
kuno, antara 20.000 s/d 40.000 kaki (feet) atau rata-rata 30.000 kaki
(sekitar 10.000 meter atau 10 kilometer) diatas permukaan laut. Dan pada
altitudo (ketinggian) ini, efek gravitasi bukan tidak signifikan. Artinya
terjadi perbedaan tekanan relativ sangat besar.

Adalah satu kebohongan besar kalau sebagian besar penumpang tak merasakan
tekanan pada selaput gendang telinga mereka ketika pesawat sedang
lepas-landas dan juga ketika pesawat sedang mendarat. Saya saja yang sudah
ratusan bahkan mungkin ribuan kali terbang dan terbilang profesional masih
merasakan adanya beda tekanan ini. Karena kebetulan saya penerjun dan juga
penyelam, saya tahu betul "dangerous effects" (akibat berbahaya) yang
mungkin ditimbulkan perbedaan tekanan udara terhadap pernafasan, paru,
hidung, mulut, telinga, dan organ tubuh lainnya.

Di bidang medis atau kedokteran saja, ada bidang spesialisasi untuk ilmu
kedokteran penerbangan dan penyelaman. Para penerbang, penerjun, dan
penyelam wajib menjalani "physico-test" (uji fisik) dan "general check-up"
(pemeriksaan umum menyeluruh) sebelum melakukan tugasnya, yang diadakan
rutin dalam perioda waktu tertentu. Dalam penerbangan ada efek signifikan
yang disebut "g-effect" dan dalam penyelaman dikenal pula istilah
"decompression". Sebagai penerjun dan penyelam, dalam pendidikan, untuk
alasan keamanan dan keselamatan, saya dibekali pengetahuan "medical aspects
of sky-diving dan sea-diving".


sekian dan terima kasih,semoga bermanfat bagi pembaca

1 komentar:

Text

My Blog List

Blogroll